Assalammu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Welcome to Blog ADAM DIANSUNI IDIIL (ADID) MUTHALIB

Kamis, 31 Januari 2013

MENYEMPURNAKAN PERENCANAAN KEUANGAN

“Weakness of attitude becomes weakness of character.” – Albert Einstein Beberapa waktu lalu kita disuguhkan berita tentang seorang pegawai kebersihan sebuah bank syariah di Jakarta yang menemukan uang ratusan juta rupiah di tempat sampah kantor tempat dia bekerja. Namun orang tersebut sama sekali tidak berkeinginan untuk memiliki uang jutaan rupiah temuannya tersebut walaupun tidak ada orang yang mengetahui kejadian penemuannya, karena tahu uang tersebut tidak akan barokah. Sementara itu, informasi yang dirilis oleh Gallup mengenai hasil survey yang dilakukan terhadap penduduk negara-negara di dunia baru-baru ini, menyimpulkan bahwa kekayaan belum tentu memberikan jaminan kebahagiaan bagi individu, karena adanya tuntutan kesempurnaan yang bersifat duniawi sehingga sulit untuk dicapai/dipuaskan. Dalam salah satu kesempatan ceramah memperingati Isra’ & Mi’raj di Mesjid An Nur Plaza Mandiri, seorang ustadz menyampaikan bahwa ada 3 (tiga) hal yang menjadi problem dalam kehidupan manusia di dunia dewasa ini, yaitu: sikap individualistis, rendah diri, dan ketidakpekaan terhadap sekitar. Solusinya, menurut sang ustadz, harus ada perubahan ke arah yang lebih baik dengan didasari semangat berjamaah/bekerja bersama serta semangat mencapai kesempurnaan, baik fisik maupun kepribadian yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja yang sempurna pula. Hikmah dari uraian kisah diatas yang dapat kita petik adalah perlu adanya keseimbangan dalam kehidupan setiap insan manusia (life balance). Keberhasilan duniawi yang dicapai oleh setiap individu harus diimbangi dengan rasa syukur, yang memberikan kebahagiaan di hati (fulfillness) sehingga orang tersebut dapat menikmati hidup sepenuhnya baik lahir maupun batin. Kisah petugas kebersihan diatas memberikan inspirasi kepada kita untuk sedapat mungkin menghindari grey area dalam pemahaman halal dan tidak halal (termasuk yang meragukan/subhat). Di sisi lain, kejujuran si petugas menjadi nilai tambah bagi perusahaannya karena service quality adalah masalah persepsi yang bersifat intangible. Yang perlu dipahami oleh setiap manusia yang beriman adalah bahwa rezeki tidaklah sama dengan barokah, karena menurut pemahaman Penulis, rezeki bersifat tangible sementara barokah bersifat intangible. Walaupun kedua hal tersebut bisa dipersepsikan secara subyektif sama seperti halnya bagaimana orang mempersepsikan batasan halal-haram, namun titik temu subyektifitas tersebut adalah hati nurani (consciens) setiap manusia yang bersifat universal karena bersumber dari kebenaran hakiki dari Allah. Perasaan barokah muncul dari keikhlasan hati apabila kita sering memberi kepada orang lain dalam bentuk apapun, karena itu artinya kita sudah bisa merasa lebih dari cukup dan merasa bahagia bila bisa membuat orang lain bahagia. Sebaliknya, orang yang tidak diberi barokah oleh Allah akan selalu merasa kekurangan atas rezeki yang telah diberikan Allah kepadanya, sehingga hatinya selalu merasa berat untuk berbagi karena dia takut kekurangan Orang yang mendapatkan barokah adalah orang yang mampu memandirikan hatinya dari pengaruh atau unsur keduniawian yang berlebihan, dan menjadikan hati nuraninya sebagai teman dekat yang akan selalu menjadi “early warning system” apabila orang tersebut dihinggapi rasa kikir ataupun kekhawatiran bahwa rezeki yang telah didapatnya dari usaha dan kerja kerasnya akan berkurang. Orang yang demikian akan mampu memberi ataupun berbagi kepada orang lain tanpa ada pamrih apapun, karena hanya mengharapkan keridhoan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Yang Maha Memberi rezeki. Memberi dengan ikhlas tidaklah sama dengan menghargai, dimana kita memberi karena didasari oleh rasa terimakasih atas jasa atau perbuatan baik seseorang terhadap kita sehingga merupakan timbal-balik. Terkait dengan upaya pengelolaan rezeki yang kita peroleh agar bisa menjadi barokah namun tetap terencana dengan baik, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui apa yang Penulis usulkan sebagai Charity Planning (CP). Pada dasarnya CP merupakan pengembangan/modifikasi dari Financial Planning (FP) yang digunakan oleh para perencana keuangan saat ini untuk mengelola rezeki yang diterima. Sedikit berbeda dari FP, tujuan CP tidak hanya mencapai kekayaan (wealth) beserta embel-embel yang mengikutinya seperti kekuasaan, kesehatan dan penampilan karena semua itu diibaratkan sebagai perhiasan dunia yang tidak kekal. Tujuan CP adalah mengejar tujuan akhir yang lebih pasti dan kekal, yaitu kehidupan di akhirat. Namun bukan berarti tidak berusaha mengejar rezeki di dunia, karena justru semakin banyak rezeki yang diperoleh, maka akan semakin banyak pula amal dan sedekah yang bisa diberikan. Seperti halnya konsep “4 Sehat, 5 Sempurna”, konsep FP yang didasarkan pada pilar-pilar yaitu Asset Allocation, Time Horison, Investment Objectives, Return Profile & Periodic Review digambarkan sebagai menu “Sehat”. Agar “Sempurna”, diperlukan pengelolaan sedekah (charity) untuk melengkapi perencanaan yang dibuat sehingga tidak hanya berorientasi kebahagiaan di dunia tapi juga di akhirat. Dengan meminjam istilah-istilah dalam berinvestasi, maka zakat yang kita tunaikan setiap tahun diibaratkan sebagai “Subcription & Maintenance Fee” dan merupakan investasi minimal yang harus dilaksanakan dalam CP. Selanjutnya terdapat “Installment Premium” maupun “Top-Up” dalam bentuk jariah, infaq, sedekah maupun amal-amal lain yang diberikan sesuai keikhlasan dan rasa kecukupan masing-masing. Yang menarik dari CP adalah hasil investasinya dijamin tidak pernah merugi. Jaminan langsung dari Allah yang dinyatakan dalam Al Qur’an ini bahkan dilengkapi pula dengan ilustrasi hasil investasi yang bersifat mutlak, yaitu dilipatgandakan hingga 700 kali. Seperti firman Allah dalam surat Ar-Rahman “Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang akan kamu dustakan? Ketika kebaikan-kebaikan kamu berbalas kebaikan” (Fabi ayyi ala irabbikuma tukazziban; Hal jazaul ihsan ilal ihsan), mari mulai sekarang kita merencanakan investasi akhirat kita!! ”Service to others is the rent you pay for your room here on Earth.” – Muhammad Ali