Assalammu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Welcome to Blog ADAM DIANSUNI IDIIL (ADID) MUTHALIB

Selasa, 10 Desember 2013

TABUNGAN INOVASI

"If we cannot do great things, we can do small things in a great way." (Oliver Wendell Holmes) Dalam salah satu acara, salah satu pesan yang disampaikan Pembicara adalah bahwa keteraturan atau sesuatu yang sistematis adalah hal yang positif, karena dapat membuat suatu organisasi memiliki mekanisme. Adanya mekanisme tersebut membuat organisasi berjalan secara otomatis sesuai prosedur tanpa adanya ketergantungan dengan satu orang tertentu (one man show). Namun pesan lanjutan yang disampaikan oleh pembicara tersebut adalah perlunya diwaspadai apabila suatu sistem dalam organisasi itu sudah sangat rigid. Apabila sistem dalam suatu organisasi berjalan terlalu rigid, maka situasi dalam organisasi tersebut dampaknya akan seperti dalam organisasi yang “one man show” karena semakin mempersempit ruang bagi individu-individu dalam organisasi tersebut untuk berimprovisasi ataupun berinovasi, sebagaimana makna sebuah ungkapan: "If everybody is thinking alike, then somebody isn't thinking." Hal ini terbukti dari pengalaman diskusi (brainstorming) dengan dua kelompok pegawai. Kelompok pertama adalah kelompok pegawai yang baru bergabung (newly recruited) yang sebagian besar merupakan fresh graduate. Sedangkan kelompok lainnya adalah mereka yang sudah cukup lama menjadi pegawai (existing). Dalam organisasi seperti yang digambarkan diatas, persepsi kedua kelompok tersebut akan terlihat berbeda sekali. Persepsi kelompok pegawai yang baru bergabung diwarnai dengan cara berpikir “the sky is the limit”, dimana belum ada mind barrier terkait pekerjaan yang akan dihadapi sehingga segalanya menjadi mungkin dan membuka semua peluang. Di sisi lain, persepsi kelompok pegawai eksisting yang sehari-hari sudah biasa terlibat dalam aktifitas pekerjaan sehingga sudah sering menghadapi rules/restrictions yang berlaku di organisasi, maka secara tidak sadar telah tercipta pembatasan dalam berpikir (mind blocking). Akibatnya, seringkali kelompok kedua lebih melihat apa yang tidak boleh, sehingga membatasi kemampuan mereka berimprovisasi. Mengutip kembali salah satu ungkapan: "The only reason some people get lost in thought is because it's unfamiliar territory." Inovasi adalah sesuatu yang bisa memberi nilai tambah, bukan hanya dari sisi efisiensi (waktu, tenaga dan biaya), tapi juga apabila menghasilkan sesuatu yang bisa memberikan premium value bagi produk/jasa yang sudah ada. Dewasa ini setiap perusahaan berusaha mendorong agar setiap pegawai berjiwa inovatif karena diyakini bahwa inovasi-inovasi dapat menciptakan diferensiasi yang akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Berbagai upaya ditempuh perusahaan, antara lain dengan mengadakan kompetisi dan memberikan apresiasi bagi pegawai yang inovasinya dinilai akan memberikan value bagi perusahaan. Inovasi terbentuk melalui suatu proses berpikir kreatif sehingga bersifat kualitatif. Sesuatu yang bersifat kualitatif biasanya tidak diukur berdasarkan berapa banyak jumlah yang dihasilkan, sehingga terciptanya inovasi tidak bisa ditetapkan target seperti pembuatan sinetron yang kejar tayang. Inovasi seharusnya menekankan kepada proses, dan terbentuk melalui rangkaian aktifitas observasi, pengalaman dan berpikir, yang didorong oleh rasa ingin tahu dan dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih baik. Jadi, inovasi idealnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi target yang ditetapkan. Munculnya ide-ide kreatif yang merupakan cikal-bakal inovasi juga tidak boleh dibatasi oleh waktu. Ide kreatif yang menjadi inspirasi terciptanya suatu inovasi bisa kapan saja dan bahkan dimana saja, sehingga harus ada wadah yang selalu siap “menampung” setiap kali ide-ide tersebut muncul. Adanya inisiatif manajemen untuk memberikan reward untuk inovasi yang dianggap terbaik patut dihargai. Namun, inisiatif tersebut akan lebih baik lagi jika dilengkapi dengan fasilitas/sarana pendukung yang selalu tersedia dan mumpuni untuk menampung setiap ide kreatif hingga menjadi inovasi. Sehingga himbauan kepada pegawai untuk mengembangkan inovasi jangan sampai berubah penafsiran menjadi aturan normatif dari manajemen/atasan yang sifatnya perintah untuk berinovasi. Untuk mendukung inisiatif pemberian reward, perlu disediakan sarana penunjang dalam bentuk Tabungan Inovasi yang memanfaatkan teknologi komunikasi, misalnya di Bank Mandiri melalui Mandiri Jam/Mandiri i-share, sekaligus mendorong pegawai untuk aktif memanfaatkan jaringan sosial tersebut. Dengan adanya Tabungan Inovasi, maka penanganan ide-ide kreatif akan lebih efektif dan prosesnya sistematis hingga menghasilkan inovasi baru. Analogi keberadaan Tabungan Inovasi seperti penyediaan tempat sampah. Keberadaan tempat sampah harus mudah terlihat dan diingat, sehingga tidak ada lagi sampah berserakan di sembarang tempat karena setiap orang merasa harus membuang sampah pada tempatnya.