Assalammu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Welcome to Blog ADAM DIANSUNI IDIIL (ADID) MUTHALIB

Jumat, 28 Mei 2010

PROGRAM CSR PERBANKAN UNTUK PENDIDIKAN

Berminat melanjutkan studi di luar negeri? Jika pertanyaan ini diajukan kepada pemuda-pemudi Indonesia, sudah dapat dipastikan jawabannya adalah ya. Namun belum tentu semuanya menjawab dengan antusias. Mengapa demikian? Karena tidak semua orang merasa bisa memiliki kesempatan untuk studi di luar negeri. Dan yang menjadi kendala utama adalah masalah biaya, khususnya mereka yang berada di daerah dan tidak memiliki akses informasi.

Banyak putera-puteri daerah yang memiliki potensi akademis untuk melanjutkan pendidikan tinggi bahkan sampai ke luar negeri, namun terbentur oleh kendala besarnya biaya yang dibutuhkan. Padahal dengan adanya kesempatan belajar di negara lain akan memperluas wawasan dan cara berpikir global serta meningkatkan kemampuan berbahasa asing dalam rangka menyongsong era Pasar Bebas, selain sebagai bagian dari usaha pemerataan pembangunan. Untuk itu perlu membuka kesempatan seluas-luasnya bagi putra-putri Indonesia khususnya golongan menengah ke bawah yang berada di daerah untuk memiliki akses informasi yang sama, terutama melalui pendidikan.

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional, telah menjadikan pendidikan sebagai salah satu fokus utama pembangunan dalam rangka mencerdaskan bangsa sekaligus mempersiapkan generasi penerus yang siap bersaing di era globalisasi. Upaya yang dilakukan pemerintah termasuk menyalurkan dana-dana bantuan pendidikan luar negeri agar bisa mencapai jangkauan yang lebih luas.

Untuk membantu program-program pemerintah, bank-bank di Indonesia telah menyisihkan sebagian dana untuk disalurkan melalui program-program CSR (Corporate Social Responsibility), termasuk di bidang pendidikan. Diharapkan program-program tersebut mendorong pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya khususnya bagi mereka yang tidak mampu namun memiliki potensi.

Sebenarnya potensi ekonomi yang ada di daerah memungkinkan masyarakatnya untuk dapat membiayai putra-putrinya bersekolah tinggi hingga ke luar negeri. Beberapa hal yang mungkin menjadi kendala adalah:
• Jumlah penghasilan mereka umumnya tidak tetap (misalnya sebagai petani atau nelayan)
• Dibutuhkannya biaya yang cukup besar di awal untuk persiapan dan masa awal studi
• Kesulitan mencari sumber dana talangan, termasuk dari lembaga pembiayaan, karena sulitnya menilai kelayakan antara usaha yang dijadikan jaminan dengan tujuan pembiayaan (pendidikan anak)
• Kekhawatiran terhadap kemungkinan efek negatif terhadap perilaku putera-puteri mereka yang bersekolah di luar negeri (cultural shock)


Dari pengalaman Penulis, Australia dapat menjadi alternatif utama untuk studi di luar negeri dengan pertimbangan antara lain:
1. Letak geografisnya yang relatif dekat dengan Indonesia
2. Standar pendidikan yang kompetitif di tingkat global karena mayoritas universitas di Australia milik pemerintah dengan akreditasi dari lembaga-lembaga pendidikan di luar Australia seperti Eropa atau Amerika
3. Jenjang dan bidang studi yang semakin bervariasi dan menawarkan banyak pilihan sesuai trend perkembangan global
4. Banyaknya kesempatan beasiswa yang ditawarkan kepada putra-putri Indonesia dengan potensi terbaik baik dari pemerintah Australia seperti melalui ADS/Ausaid ataupun dari pihak swasta ataupun dari universitas sendiri.
5. Beberapa kota di Australia di luar Sydney dan Melbourne dapat direkomendasikan karena memiliki indeks biaya hidup (living cost) terendah, ditambah adanya fasilitas-fasilitas kemudahan (concessions) untuk pelajar/mahasiswa seperti transportasi umum
6. Banyaknya mahasiswa Indonesia yang sedang/telah menuntut ilmu di berbagai universitas dan adanya organisasi mahasiswa dan masyarakat Indonesia disana akan membantu dalam hal:
• Koordinasi mulai dari penjemputan sampai pengenalan wilayah untuk mempercepat adaptasi wilayah dan budaya termasuk melapor ke pewakilan pemerintah RI setempat
• Mendata dan merekomendasikan alternatif tempat tinggal yang layak dan relatif murah bagi para calon peserta
• Menjembatani komunikasi dengan pihak universitas serta memberikan mentoring untuk memudahkan mereka mengikuti pelajaran termasuk meminjamkan buku-buku teks yang digunakan
• Memberikan informasi dan rekomendasi untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu agar lebih cepat
• Membantu pengurusan dokumen dan hal-hal yang diperlukan agar dapat bekerja paruh waktu seperti visa kerja dari Imigrasi (DIMIA), registrasi pajak (TFN) dari ATO, dan pembukaan rekening bank
• Menginventarisir barang-barang mereka yang telah selesai studi dan akan pulang untuk didistribusikan kepada yang membutuhkan
• Mempersiapkan dana talangan (pinjaman) dari kas organisasi untuk kondisi yang benar-benar darurat dan membutuhkan likuiditas cepat

Agar program ini dapat direalisasikan dengan lebih efektif, maka perbankan perlu beraliansi dengan beberapa pihak terkait seperti:
1. Para alumni yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk penyebaran informasi dan mencari bibit-bibit potensial serta memberikan pengarahan (orientation) dan bimbingan (counseling) kepada calon peserta dan orangtuanya yang telah menyatakan berminat termasuk mempersiapkan peserta mengikuti ujian potensi akademis seperti aptitude test, kemampuan bahasa Inggris, serta teknik wawancara yang akan menentukan kompetensi akademis masing-masing calon peserta
2. Lembaga pendidikan di negara tujuan (misalnya: Australia), dimana bank dapat membantu proses perekrutan para calon pelajar/mahasiswa yang berminat dan berpotensi, melalui kerjasama dengan International Office dimana bank berperan sebagai penghubung (liaison) melalui jaringan kantornya yang tersebut di seluruh wilayah Indonesia
3. Organisasi-organisasi masyarakat Indonesia di negara tujuan sebagai akses untuk mendapatkan akomodasi/tempat tinggal yang layak dan terjangkau serta jaringan informasi kesempatan bekerja yang luas agar dapat segera membiayai sendiri (swadana) studinya sehingga tidak terlalu lama bergantung dari dana beasiswa ataupun dana program CSR bank

Bagi perbankan, hal ini membuka peluang baru dalam alternatif penyaluran kredit sekaligus sebagai salah satu wujud kepedulian bank terhadap pembangunan sumberdaya manusia yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat melalui program-program CSR perbankan, yaitu untuk pembiayaan studi di luar negeri bagi putera-puteri yang memiliki potensi akademis dengan sumber pembayaran (repayment capacity) berasal dari usaha orangtuanya. Setelah adanya usulan calon-calon peserta yang telah diseleksi awal kompetensi akademisnya, bank akan melakukan peninjauan kondisi usaha orangtua untuk mengukur kesanggupan dan kelayakan mereka dalam mengembalikan pinjaman. Hasil akhir penilaian akan menentukan kemampuan finansiil calon peserta dalam hal repayment capacity.

Dari hasil seleksi potensi akademis dan finansiil, bagi mereka yang memenuhi syarat akan dibuat ranking dengan bobot yang ditentukan untuk masing-masing parameter (bobot akademis lebih besar dari bobot finansiil). Apabila pemeringkatan berdasarkan kemampuan akademis dan finansiil diatas siap, data tersebut kemudian diajukan kepada pihak yang terkait (ADS, Departemen Pendidikan Nasional RI, dan universitas-universitas di Australia khususnya yang menawarkan subsidi dana/beasiswa) untuk dipertimbangkan dari segi kelayakan.

Selain upaya diatas, alternatif bantuan pembiayaan adalah pemberian pinjaman lunak dari bank sebagai bagian dari program CSR untuk biaya persiapan dan periode awal studi. Selanjutnya calon-calon peserta akan diberikan bimbingan untuk memilih universitas/lembaga pendidikan yang sesuai minat disertai pembekalan tentang kondisi riil di negara tujuan sebagai fisik dan mental. Mereka juga akan dibantu dalam hal memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan seperti IELTS, dll., serta untuk mendaftarkan diri hingga memperoleh Letter of Offer. Persiapan bisa dilakukan di daerah asal berkoordinasi dengan persatuan alumni setempat, hingga dikumpulkan di Jakarta untuk persiapan keberangkatan.