Assalammu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Welcome to Blog ADAM DIANSUNI IDIIL (ADID) MUTHALIB

Jumat, 28 Mei 2010

YOU GIVE YOUR BEST, WE TAKE CARE OF THE REST

Penerapan konsep Strategic Business Unit (SBU) oleh suatu perusahaan yang memiliki organisasi besar dengan struktur yang relative kompleks mendorong setiap unit kerja untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya yang secara riil diwujudkan dalam bentuk profitabilitas. Setiap unit bisnis didorong untuk dapat memiliki peran yang cukup strategis dalam pengembangan bisnis sesuai dengan segmen pekerjaan dan pelanggan yang dikelolanya dengan tujuan untuk dapat memberikan kontribusi terbesar dalam profitabilitas perusahaan. Untuk itu setiap unit bisnis dituntut agar dapat menjadikan unit kerjanya berorientasi bisnis.

Langkah yang telah dilakukan manajemen untuk mengantisipasi perubahan diatas adalah dengan menyesuaikan atau merubah struktur organisasi setiap unit bisnis agar menjadi lebih fokus dan dan efektif dalam menjalankan bisnis. Namun hal ini baru merupakan tahap awal dari proses untuk menjadikan organisasi lebih efektif. Selanjutnya diperlukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan interaksi fungsional antar unit kerja di bawah setiap bisnis unit agar dapat berkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaan pekerjaan. Hal ini memerlukan keterlibatan dan kontribusi khususnya yang bersifat strategis dari seluruh pegawai agar tujuan pengembangan bisnis dapat tercapai.

Interaksi di tempat kerja tidak dapat dipungkiri menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pegawai, bahkan sebagian pegawai lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja daripada di rumah. Keseharian para pegawai di tempat kerja tentunya membuat mereka memahami apa yang terjadi di tempat kerjanya dan tentunya untuk pegawai yang kritis dan peduli akan dapat melihat jika ada hal-hal yang kurang selaras di pekerjaan dan dirasakan perlu untuk diperbaiki. Sebagai pegawai tentunya mereka berkepentingan pula terhadap kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang berpengaruh terhadap kinerja baik individu maupun sebagai tim di unit bisnis.

Salah satu cara untuk merangsang keterlibatan para pegawai adalah dengan mengadakan kontes untuk menghimpun masukan-masukan yang sifatnya dapat mendorong akselerasi dalam proses pelaksanaan pekerjaan.

Bagaimana kontes tersebut berjalan? Mekanisme pelaksanaannya pada prinsipnya sangat sederhana. Kontes terbuka untuk seluruh pegawai dengan topik diarahkan pada hal-hal yang dapat meningkatkan fungsi strategis unit bisnis. Pegawai dapat mengikuti kontes baik secara individu maupun secara tim maksimum 2 (dua) orang.

Pegawai yang mendaftar sebagai peserta harus menyerahkan tema yang akan dibahas kepada Tim Panitia. Tema-tema yang masuk kemudian dicek ulang untuk memastikan tidak ada tema yang dianggap sama atau menjurus sama. Dalam hal demikian, maka peserta diberi kesempatan untuk meyakinkan Tim bahwa tema yang diajukannya berbeda, atau mengganti dengan tema lain.

Hasil karya peserta dalam bentuk paper terstruktur yang memuat Permasalahan, Pembahasan dan Kesimpulan, serta dibatasi jumlah halamannya untuk memastikan peserta menggunakan bahasa yang efektif dalam penyampaian idenya. Peserta juga harus menyiapkan rangkuman tulisannya dalam format presentasi.

Adapun faktor-faktor yang akan dijadikan pertimbangan dalam menilai karya peserta meliputi:

1. Originality: tulisan harus merupakan karya asli peserta. Diperkenankan sumber ide tulisan diinspirasikan dari karya orang lain namun harus disertai modifikasi maupun improvisasi sehingga tidak menjiplak secara utuh.

2. Content: isi tulisan harus mencakup tema-tema yang bersifat strategis bagi pengembangan bisnis WMG baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya tentang :
• Strategic Alliance : bagaimana menciptakan keselarasan interaksi antar unit kerja serta menciptakan sinergi dalam menyelesaikan pekerjaan baik secara internal unit bisnis maupun dengan unit kerja lain di Bank Mandiri.
• Service Quality : usaha-usaha meningkatkan customer perceived value (internal/eksternal) atau pihak-pihak terkait lain terhadap service level yang diberikan unit bisnis baik yang bersifat tangible maupun intangible.
• Area Focus : isi tulisan agar diarahkan pada satu aspek tertentu yang menurut peserta perlu ditingkatkan, misalnya untuk unit bisnis yang langsung berhubungan dengan nasabah bisa meliputi aspek Product, People, Channel, ataupun Marketing Strategy.
• Profit Concern : organisasi yang berbasis SBU menitikberatkan pada profitabilitas. Karenanya peserta dapat mencantumkan upaya-upaya untuk meningkatkan revenue dan/atau menurunkan cost bank termasuk pengelolaan expenses secara optimal.

Tema yang dipilih bisa mencakup salah satu atau kombinasi dari tema-tema diatas. Namun perlu dipertimbangkan bahwa bagaimanapun cakupan tema yang dipilih harus tetap dibahas secara spesifik dan tajam.

3. Applicability: Bagaimanapun bagusnya usulan yang dibuat tentulah jadi berkurang manfaatnya apabila tidak dapat langsung diterapkan di unit kerja. Seberapa dekat keterkaitannya dengan kondisi pekerjaan saat ini menentukan nilai tulisan yang disampaikan peserta.

4. Writing Skill: menyangkut dua hal yang berkaitan dengan teknik dan gaya penulisan, yaitu:
• Sistematika (struktur & alur tulisan)
• Tata Bahasa (pemilihan kata dan bentuk kalimat yang komunikatif)

5. Presentation Skill: bagaimana peserta menyampaikan idenya secara verbal termasuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga dapat meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan bahwa idenya akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Sistem penilaian didasarkan atas pembobotan terhadap masing-masing faktor yang dijadikan aspek penilaian. Bobot yang diberikan untuk masing-masing aspek disesuaikan dengan korelasinya untuk mengukur kompetensi peserta sesuai sistem penilaian terlampir.

Sebagaimana halnya sebuah Kontesm, maka pemenangnya akan mendapatkan hadiah. Sesuai dengan tujuan dilaksanakannya kontes yaitu untuk merangsang kepedulian pegawai dan keinginan untuk memberikan kontribusi terhadap perusahaan, maka hadiah yang diberikan diharapkan dapat mengapresiasi pegawai agar selalu kompeten dan concern terhadap pekerjaannya.

Untuk itu hadiah yang diberikan diusulkan agar dapat diberikan dalam dua bentuk, yaitu:
• Langsung dapat dinikmati pegawai, misalnya dalam bentuk tunai ataupun barang;
• Tidak langsung, yaitu berupa contribution point/cum yang menjadi nilai tambah dalam penilaian pegawai.

Dengan diadakannya kontes ini, maka diharapkan dapat membiasakan pegawai untuk memiliki sikap peduli terhadap lingkungan kerja serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kualitas hasil pekerjaan.